Usai memberikan materi pada Kongres Muslimat Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Tito bergegas menuju mobil dinasnya tanpa menghiraukan pertanyaan wartawan seputar foto dengan pendukung Ahok dan demo 2 Desember mendatang.
"Bapak buru-buru," teriak seorang ajudan Tito sambil terus memblokade wartawan.
Saat sudah berada di dalam mobil, Tito tidak membuka kaca untuk sekadar memberikan salam kepada Menteri Sosial Khofifah yang mengantarnya dari arena kongres.
Pertemuan antara Tito dengan para netizen, berlangsung pada Rabu 23 November 2016 yang diakhiri dengan foto bersama dengan kapolri. Foto itu menjadi viral di media sosial karena beberapa orang yang ikut pertemuan dikenal sebagai pendukung Ahok.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, tudingan Kapolri berfoto dengan pendukung Ahok adalah fitnah.
"Semua gambar-gambar bisa dibuat macem-macem, caption-caption-nya. Nah sekarang kita luruskan. Itu fitnah," ujar Rikwanto.
Menurut dia, kedatangan para netizen merupakan undangan dari Kapolri untuk berdialog. "Di periode tertentu sejumlah nitizen kita undang, kami kumpulkan. Untuk komunikasi dengan humas, kami juga butuh keaktifan mereka men-share pesan-pesan kepolisian," jelas Rikwanto. [rimanews]
0 coment�rios:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.