Muslim di Serbia Kecewa Aparat Bongkar Masjid Belgrade Jelang Ramadhan
Otoritas setempat membongkar sebuah masjid ilegal di pinggiran Belgrade setelah polisi Serbia mengamankan area tersebut pada Jumat subuh, menjelang bulan suci Ramadhan, meskipun protes yang dilakukan oleh warga muslim setempat dan ulama.
Pembangunan masjid berlantai dua yang tidak memiliki menara di pemukiman Zemun Polje dimulai pada tahun 2014 meskipun otoritas setempat telah menolak untuk mengeluarkan izin pembangunan.
Pada Kamis, otoritas setempat berusaha untuk membongkar bangunan tersebut tetapi digagalkan setelah protes yang dilakukan warga Muslim pemukiman tersebut, kebanyakan merupakan anggota minoritas Gipsi. Kemudian otoritas kembali pada Jumat pagi, dengan kawalan polisi dan merubuhkan hampir seluruh bagian bangunan itu.
Manajer Kota Belgrade Goran Vesic dikutip DailySabah mengatakan pihak otoritas pemerintah “telah menghancurkan sebuah bangunan yang dibangun secara ilegal, menurut hukum,” Tanjug News Agency melaporkan.
Ulama tinggi Belgrade, Mufti Muhamed Jusufspahic, mengatakan komunitas Islam akan melakukan protes pada Presiden Serbia.
“Kami secara tidak menyenangkan terkejut karena hal ini terjadi pada sore awal bulan suci Ramadan,” Jusufspahic mengatakan pada Reuters.
Sementara itu, lebih dari 100 Muslim melakukan ibadah sholat Jumat di depan reruntuhan bangunan tersebut, dengan pengawasan polisi.
Imam Emin Zejnullahu mengatakan pada Anadolu Agency bahwa dia tiba di jalan di mana pembongkaran terjadi pada awal pagi, tetapi petugas kepolisian tidak memperbolehkannya lewat. Dia mengklaim bahwa seorang petugas kepolisian mendorongnya dan membuatnya jatuh ke tanah, dan kemudian mengancamnya.
Zejnullahu menyatakan bahwa mereka akan menunggu respon dari pemerintah wilayah untuk melihat apakah mereka berpihak pada kebebasan beragama dan HAM atau tidak. Dia menambahkan bahwa mereka tidak akan memprotes pembongkaran tersebut dan akan terus melakukan ibadah hingga pemerintah setuju untuk membantu komunitas mereka.
Persatuan Islam Serbia, yang berafiliasi dengan Kepresidenan Urusan Agama Turki (yang juga disebut Diyanet), juga mengecam pembongkaran tersebut, yang terjadi dengan sengaja, seolah ingin “merayakan” awal Ramadan bagi Muslim Serbia, khususnya mereka yang tinggal di Belgrade dan pemukiman Zemun.
Sumber resmi dari Persatuan Islam Serbia mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan izin pembangunan, tetapi mereka telah mengajukan izin pembangunan tersebut. Mereka mencatat bahwa sekitar 500 bangunan dan sebuah gereja di wilayah tesebut juga tidak memiliki izin bangunan.
Di ibukota Serbia sekitar 1,6 juta, terdapat sekitar 20.000 warga Muslim dan hanya memiliki satu masjid, yang dibangun pada 1575 ketika negara-negara Balkan dipimpin oleh Turki Ottoman.
“Kami telah meminta rakyat untuk tetap tenang,” katanya. “Otoritas melenturkan otot orang-orang miskin … komunitas agama lain membangun tempat ibadah mereka tanpa hambatan,” kata dia.
Jusufspahic mengatakan otoritas Belgrade tidak mengeluarkan satupun izin pembangunan bagi komunitas Islam selama lima decade terakhir. Klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara pasti.
Serbia merupakan rumah bagi sekitar 230.000 Muslim atau 3,1 persen dari populasi total, kebanyakan terkonsentrasi di wilayah barat daya Sandzak yang berbatasan dengan Bosnia, Kosovo dan Montenegro. Mayoritas populasi negara itu merupakan etnis Serbia yang didominasi Kristen Ortodox.
Negara Balkan tersebut merupakan kandidat penerima keanggotaan Uni Eropa, tetapi sebelum bergabung dengan blok tersebut, negara itu harus meningkatkan aturan hukum dan hak-hak beragama serta etnis minoritas.
0 coment�rios:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.