Milisi Kurdi Ancam Serang PMU, jika Milisi Syiah itu Masuki Suriah
Komandan di Pasukan Demokratis Suriah (SDF) telah mengatakan dia akan melawan pasukan Syiah Iraq jika mereka berupaya memasuki wilayah yang mereka kontrol di Suriah.
Berbicara pada situs berita Kurdistan24, Talal Silo mengatakan bahwa SDF tidak akan membiarkan Popular Mobilisation Units (PMU), yang dikenal pula sebagai Hashd Al-Sha’abi, untuk memasuki wilayah mereka.
“Jika pasukan Hashd berupaya memasuki wilayah kami, pasukan kami (SDF) akan memerangi mereka,” katanya.
SDF merupakan koalisi pasukan Arab-Kurdi yang didukung oleh AS, yang secara luas didominasi oleh pro Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan sayap politiknya Partai Persatuan Demokratik (PYD).
Meskipun jarang terjadi konflik langsung, SDF secara resmi menentang pemerintahan rezim Bashar al-Assad dan beberapa PMU yang memasuki Suriah untuk mendukung Bashar al Assad.
Namun, komentar Silo mengindikasikan bahwa SDF akan mencegah PMU menggunakan wilayah perbatasan Suriah-Iraq yang mereka kuasai untuk mengerahkan pasukan ke Suriah.
Peringatan Silo bertolak belakang dengan komentar sebelumnya dari perwakilan PYD di Kurdi Iraq, Gharib Hesso, yang menunjukkan bahwa PYD akan tertarik bersekutu dengan PMU dalam membangun “koridor” baru di Iraq untuk menghindari embargo yang ditimpakan di wilayah yang dikuasai YPG di Suriah utara.
“Tidak hanya untuk membangun kembali, tetapi untuk rakyat, sehingga mereka dapat hidup dengan tenang, dan akan ada makan, pakaian, dan dapat menjual minyak mereka. Tetapi jika jalanan di tutup, kami akan melawan,” katanya, seperti yang dilaporkan Middle East Eye (MEE).
“Hal ini tidak hanya baik bagi Suriah, tetapi juga bagi Iraq. Rakyat di Mosul juga memiliki keluarga di Raqqa dan Deir Ezzor. Mereka dapat melintasi perbatasan untuk saling membantu,” katanya.
“Mungkin Turki dan KDP akan mencoba mencegah hal ini,” dia menambahkah, merujuk pada partai utama di Pemerintahan Regional Kurdi (KRG).
Baik Turki dan KDP menganggap PYD memiliki hubungan dengan Partai Buruh Kurdi (PKK), yang melakukan pemberontakan di Turki selama beberapa dekade.
Langkah PMU membuat khawatir pemerintahan Trump. Beberapa pejabat AS khawatir Iran akan semakin diperkuat oleh koridor Iran melalui wilayah Iraq ke Suriah, serta memperkuat rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Mereka [di Washington] mempercayai adanya sebuah proyek koridor yang bergantung pada Hashd al-Shaabi yang dekat dengan Iran untuk menguasai titik-titik perbatasan dalam memfasilitasi transportasi darat melalui gurun Suriah menuju Palmyra dan kemudian menuju Assad,” kata Nicholas Heras, seorang pengamat di Centre for a New American Security.
Akan tetapi pernyataan dari SDF mengindikasikan bahwa mereka tidak akan membiarkan koridor seperti ini dibangun oleh PMU.
Seorang pejabat di pemerintahan AS, yang berbicara dalam kondisi anonim, mengatakan hal itu merupakan “masalah yang kami amati secara ketat dan kami sangat menyadari peristiwa yang berkembang di lapangan dan potensi dari dampaknya”.
“Di Iraq kami mendukung pemerintahan Iraq untuk membangun ulang kontrol terhadap negara dan mengamankan perbatasan Iraq akan secara natural menjadi bagian besar dari hal itu,” katanya.
PMU juga secara publik telah mengungkapkan dukungannya pada Unit Perlawanan Sinjar (YBS), sebuah milisi Yazidi yang bermarkas di Sinjar, yang juga mempunyai hubungan dengan PKK. Turki dan KRG telah menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai kemungkinan Sinjar menjadi pusat baru dari PKK. YBS dalam satu titik dianggap sebagai bagian dari PMU – dan tampaknya masih dianggap seperti itu oleh PMU – meskipun tidak seperti PMU lainnya, menurut laporan mereka tidak lagi menerima pendanaan dari Baghdad.
0 coment�rios:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.