<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-9696442607293939", enable_page_level_ads: true }); </script> Ahli bahasa sebut Ahok anggap surat Al Maidah sumber kebohongan - Khazanah news

Ahli bahasa sebut Ahok anggap surat Al Maidah sumber kebohongan

Sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama kembali digelar di Auditorium Kementerian Pertanian hari ini. Sidang kali ini mendengarkan keterangan saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).



Salah satu saksi yang dihadirkan adalah ahli bahasa yang merupakan dosen di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kesaksiannya, Mahyuni menilai konteks kalimat yang digunakan Ahok, sapaan Basuki, saat pidato di Kepulauan Seribu adalah menganggap Surat Al Maidah merupakan sumber kebohongan.

"(Iya), Al Maidah di sini dianggap menjadi sumber kebohongan," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (13/2).

Dia menyebut, pidato Ahok keluar dari konteks tujuannya berkunjung ke sana. Saat itu, Ahok berkunjung dalam rangka budi daya ikan kerapu nelayan sesuai dengan program pemerintah.

"Itu out of konteks, sudah di luar pembicaraannya dari kunjungan kerja dari sebenarnya. Sebagai ahli menurut saya itu sudah pindah topik. Kalau bicara topik itu pindah topik. Topiknya itu adalah ke arah kampanye," ujarnya.

Bahkan, Mahyuni mengungkapkan, kalimat itu disampaikan Ahok seolah-olah kampanye disaat kunjungan kerja kepada warga di Kepulauan Seribu.

"Dari kalimatnya, seolah-olah saudara terdakwa takut tidak dipilih," tutupnya.

Hal itu dapat dilihat dari lawan bicara Ahok. Selain itu, dari segi waktu juga memang tak terlalu jauh dengan masa dimulainya kampanye.

"Ini sangat berkaitan dengan siapa dia berbicara. Kalau masyarakat biasa biasa saja buat apa. Tapi ini ada kaitannya. Harusnya fokus kepada hubungan kerja saja tidak usah terkait dengan yang lain. Saya menganggap ini sudah keluar fokus," jelasnya.

Mahyuni menambahkan, setiap perkataan yang dikeluarkan manusia pasti ada maksudnya, walaupun hanya pernyataan 'terpeleset'. Dalam kasus Ahok, Mahyuni mengatakan subjek biasanya sudah tahu maksud dan memiliki motif dalam mengucapkan suatu kata.

"Karena setiap orang tak mungkin tak punya maksud menyampaikan sesuatu. Mereka pasti sudah punya knowledge untuk apa yang diucapkan," tutupnya. [lia]
Share on Google Plus

About Akun

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 coment�rios:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.